Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Saat Amygdala dan Pre Frontal Cortex Berseteru tentang Iman

Hidayah, kadang dia suka jadi kambing hitam. Belum bertobat, belum dapat hidayah katanya. Padahal ibarat lembaran bertuliskan alamat tujuan, selamanya tidak akan menyampaikan kita padanya jika kaki kita tak juga dilangkahkan menuju kesana. Imam Al Hasan Al Basri mengatakan, “Wahai anak Adam, meninggalkan maksiat lebih mudah daripada memohon taubat.” Orang awam bilang mencegah lebih baik daripada mengobati. Tapi nasehat terkadang tinggallah nasehat. Taubat sambal katanya, sudah tau pedas tapi masih juga dilahap. Begitulah manusia, kadang rasionya tidak sejalan dengan emosinya. Kita mungkin kadang bertanya, mengapa emosi dan rasio kita tidak sejalan? Kita tahu berbohong itu dosa, tapi kita melakukannya, kita tahu kalau riba itu haram, tapi kita memakannya, kita tahu kalau pacaran itu dilarang, tapi kita mendekatinya. Neuroscientist mengatakan, di dalam otak kita ada pusat kendali emosi manusia, yaitu amygdala. Dalam keadaan terancam, amygdala akan mengambil alih mekanisme berpikir ...