Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Curug Cilember Touch Down :D

Jarang-jarang saya bikin catatan perjalanan, tapi perjalanan kali ini terlalu epik untuk disimpan sendiri *apaaaa siiiiiih :p* Bermula dari keinginan mendaki para amatir menuju gunung rakutak.. maka mulailah provokator mencari balad utk melakukan pendakian cukup gila ini.. kenapa gila?? karena pendakinya perempuan semua, mendaki dg "kostum" jilbab *a.k.a gamis dlm pengertian kebanyakan orang indonesia*, ga ada yg pny pengalaman naek rakutak, dan yg lebih gila lagi targetnya adalah:  one day hiking!! *constraint nya selain masalah safar juga masalah keamanan sih*. Terkumpulah beberapa nama yg "cukup gila" utk ikut mendaki.. taaaapii... berhubung jumlahny ga nyampe satu angkot, sang provokator pun akhirnya memilih utk bawa motor saja utk mencapai TKP.. sehingga pada akhirnya hanya 4 orang saja yg tersisa *maapkan aku teman > daaaaaan...!!! ternyata hari sebelumnya, si provokator baru nyampe rumah jam11 malem.. belum nyiapin apa apa pulak buat pend...

Take for granted

Berdasarkan oxford dictionary, "take for granted" adalah sebuah frase yang bermakna fail to properly appreciate (someone or something), especially as a result of overfamiliarity atau terjemahan bebasnya berarti gagal mengapresiasi sesuatu karena yang dimaksud adalah sesuatu yang biasa kita temui bukan sesuatu yang kita anggap "aneh" ataupun "istimewa", sesuatu yg kita anggap biasa karena sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kebanyakan penduduk indonesia yang mayoritas beragama, berbicara perihal Tuhan adalah sesuatu yang take for granted,, tidak banyak yg mempertanyakan mengapa berbagama, mengapa kita percaya pada Tuhan. Bagi generasi yang terlahir di era 90an, kemerdekaan secara fisik, persatuan indonesia juga merupakan sesuatu yg "take for granted". Untuk generasi yang terlahir dari keluarga berada, sepiring nasi dan lauk pauknya yg tersedia di meja makan setiap harinya juga sesuatu yang "take for granted". Sesederha...

Bahagia itu ...

katanya,, menjadi bahagia adalah tujuan hidup manusia yang paling rendah.. minum segelas coklat hangat saja sudah bisa bikin bahagia,, nongkrong bareng teman ngobrol ngalor ngidul juga bisa bikin heppi,, bisa pergi ke pantai lari ke hutan mecahin gelas *lah??* juga bisa bikin bahagia.. setingkat lebih tinggi manusia itu mengejar penampakan yang lebih keren,, waktu kamu beli baju diantara yang ka mu pikirin adalah supaya tidak nampak konyol di depan orang lain ya kan ?? ayo ngaku,, naik level lagi manusia2 yang mengejar popularitas,, mereka yang ga mau berada di rantai terendah dari komunitas manusia yang tidak diakui,, di atasnya ada juga orang2 yang mengejar harta,, mereka ga peduli dg apapun kecuali hobinya menumpuk kekayaan,, naik lagi,, kamu menemukan manusia2 yang haus akan pencapaian.. mereka adalah tipikal yang tidak puas dengan apa yg mereka dapat hari ini,, tipikal manusia yang bisa nangis kalo dapet nilai ujian 90 padahal nilai maksimal yg bisa didapet adala...