Langsung ke konten utama

Kapan?

Satu hal yang mesti kita syukuri adalah ketika kita dikelilingi oleh keluarga dan sahabat-sahabat yang perhatian. Saking perhatiannya ampe jerawat di jidat ane juga dikomenin :)) iya sih emang ane jarang jerawatan, jadi emang agak aneh kalo punya jerawat persisten yang ga ilang-ilang,, tapi ya udah sih biarin aja ilang sendiri,, imun sistem kita jangan terlalu dimanja dikit-dikit dikasih obat,, anggap aja adaptasi perubahan hormonal yang menjadi parameter kedewasaan *naon lah* :))

Bukan cuma masalah jerawat,, tangan ane yang belang *banget* karena motor2an tapi ga pernah pake sarung tangan juga ga lepas dari para komentator,, ampe kalo ada temen nanya, kapan pake sarung tangan? ane jawab aje, "ntar ya ane pake kalo dah mau kawin" :)) bukannya kenapa-kenapa sih gan, ane ngerasa kalau ane ga jodoh ama sarung tangan,, paling panjang umurnya paling sekitaran seminggu, terus dia hilang entah kemana -_- males kan jadinya -_-a lagian ane bukan tipikal yang suka ritual lama-lama kalau mau berangkat. Kalo orang bilang sih KISS (Keep It Simple, Stupid!) :p keluar rumah tinggal pake jaket, sendal, helm,, langsung meluncur!

Cuman satu sih gan yang bikin ane sedih atas ke-tidak-apik-an ane yang kronik inih,, ane paling sering ganti HP, bukannya sombong,, tapi,, itu hape kalo nggak kecebur, kehujanan, masuk mesin cusi, jatoh, layar pecah terus matek -_- ane belajar dari kesalahan gan,, mangkanya itu hape teknik kehancurannya beda-beda,, walaupun sama-sama jatoh misalnya, rusaknya jatoh dengan teknik yang berbeda-beda -_-a mangkanya gan kalo ada barang elektronik, mekanik yang awet di tangan ane, itu artinya ntuh barang sudah teruji ketahanannya menjalani hidup bersama ane :)) boleh lah ane buka layanan torture test kalau ada yang perlu :p

Kembali ke topik "Kapan?"
Temen ane bilang kita akan terpapar dengan bahaya laten orang kepo, yang selalu bertanya tentang "kapan",, kapan lulus, kapan kerja, kapan nikah, kapan punya anak,,, kapan mati juga jangan-jangan ditanyain *tapi dalam hatinya* -_-a

Kemaren ade kelas nanya, "emang nggak kepikiran buat nikah gitu teh,, punya anak,, jadi investasi akhirat,, bayi kan lucuuuu,, kalau teteh sudah tua, nanti ada yang ngurus" nah kan mulai lagi dapat extra perhatian,, xixixi,, tapi beneran deh aku bersyukur kok masi diperhatiin kek gitu,, berarti kan doi sayang ama ane, ya gak? :p 
Ane selalu kena semprot gegara tingkah ane yang terlalu woles nanggepin masalah pernikahan ini,, sampai-sampai guru ngaji ane juga kena getahnya, "wah ini anak butuh di-treatment" Salah ane juga sih sebenernya,, kan masalah ini selesai yah kalo jawaban ane cuman, "doain ajah" masalahnya ane jawabnya nggak gitu, "kalau laki-laki itu makin berumur kan makin mapan, kalau perempuan makin berumur makin tidak menarik di mata laki-laki,, itu artinya "makin aman"" <-- gara-gara jawaban ini ane kena getok :)) tapi rasional kan? coba tanya laki-laki normal, kalau mereka bisa dapat pasangan hidup yang lebih muda lebih cantik lebih penurut pasti bakal ngejar yang kek gitu kan dibandingin dengan yang lebih berumur dan lebih susah diatur? :p

Yang jadi menarik adalah argumentasi kebanyakan orang,
1. bayi yang lucu,, siapa sih yang nggak melting liat tingkah bocil? cuman yang nggak normal yang nggak luluh liat kepolosan bocah-bocah.. tapi kelucuan mereka cuman satu aspek, resiko tantrum nya udah dihitung? 
2. kalau tua ada yang ngurus,, kalau kita sudah tua, anak-anak juga sudah sibuk dengan keluarga baru yang dia bangun,, pada akhirnya pun anak-anak hanya akan membantu ala kadarnya
3. investasi akhirat,, kesolehan itu tidak diturunkan,, Nabi Nuh as kurang soleh apa coba? tapi justru anak dan istri beliau as termasuk kalangan yang tidak selamat. 

Pada akhirnya, kita menjalani hidup hanya untuk melewati satu ujian menuju ujian yang lain,, dan yang Allah hitung adalah upaya kita menjalani hidup ini dalam ketaatan kepadaNya,, jomblo itu ujian, menikah juga ujian,, kalau mau menikah ya tinggal jalani saja sababiyah (sebab-akibat)nya,, dipertemukan bersyukur, kalau nggak ya bersabar,, kalau dipertemukan dengan jodohnya ya juga minta petunjuk pada Allah apakah dia adalah orang yang tepat,, kalau ada masalah dikemudian hari ya jangan sesali pilihan yang sudah dibuat,, kalau masih ingin mengejar keinginan yang lain juga ya silakan,, tapi jangan menyesal ketika tersadar dirinya sudah tidak lagi muda,, intinya adalah terbuka saja pada semua kemungkinan, masalah akan selalu muncul sepanjang manusia hidup di dunia, dan hal yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi masalah yang akan selalu mendatangi kita, tetap menyelesaikan sesuai syariatNya atau malah berpaling semakin menjauh? 

Menikah itu artinya menambah satu manusia lagi dalam daftar hidup untuk ditaati, bisa jadi jalan untuk semakin mendekat padaNya atau justru malah menambah pundi-pundi dosa,, jaaaadiii,,,, untuk membuat masalah ini jadi lebih sederhana, kalau ada lagi yang nanya kapan? cukup jawab dengan "doain ajah" :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Ganti dalam Bahasa Arab [Kata Ganti untuk Allah]

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Kalau dalam Bahasa Indonesia kita mengenal kata ganti yang bebas dari orientasi gender, seperti saya, kamu, dia, mereka, dst. Dalam Bahasa Inggris kita belajar kata ganti he untuk laki-laki, she untuk perempuan, dan it yang netral gender. Nah, dalam Bahasa Arab ada dua gender, yaitu mudzakkar (yang menunjukkan laki-laki) dan muannats (yang menunjukkan perempuan). Kalau dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris dikenal kata ganti tunggal dan jamak, dalam Bahasa Arab dikenal kata ganti tunggal (mufrod), ganda (mutsanna), dan jamak. Jadi, jika dikumpulkan ada 12 kata ganti dalam Bahasa arab, yaitu: 1. هُوَ (Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan), tunggal (mufrad), mudzakkar. 2. هُمَا (Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga, ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats. 3. هُمْ (Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga, jamak, mudzakkar. 4. هِيَ (Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats. 5. هُ...

Kata Benda dan Kata Kerja dalam Bahasa Arab

Dalam Bahasa Arab seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam bentuk kata kerja/verb (fi'il/فعل) atau kata benda/noun (isim/اسم). Dalam bahasa arab, dikenal 2 bentuk tenses: 1. fi'il madhi, kata kerja dalam bentuk lampau, past tenses, Yang menggambarkan sesuatu yang sudah terjadi, dan 2. Fi'il mudhori, Present-future tense, menggambarkan sesuatu yang belum selesai, menggambarkan kondisi sekarang dan yang akan datang. Sebagai contoh, ketika dikatakan اضرب (adribu) berarti I am hitting, ini adalah contoh fi'il mudhari يضرب + kata ganti untuk انا (saya) yang bermakna saya sekarang sedang memukul dan masih memukul (bentuk present-future tense). Ketika sudah selesai maka berubah menjadi ضربت (dhorobtu) yg merupakan bentuk fi'il madhi ضرب + kata ganti انا yg artinya saya memukul dan kejadiannya sudah berlalu (bentuk past tense). Seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam kata kerja atau kata benda. Bentuk Kata benda (ism faa'il) mengindikasikan bahwa subje...

Teori Machiavelli

"Harus diingat bahwa manusia harus dicintai atau dihancurkan; mereka akan menuntut balas akan luka ringan mereka, namun mereka tidak akan dapat melakukan hal serupa apabila mereka terluka parah. Oleh karena itu, luka yang kita sebabkan haruslah sebesar-besarnya sehingga kita tidak harus takut akan balasan mereka." " Membunuh sahabat seperjuangan, mengkhianati teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama; kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral, namun metode-metode ini dapat memberikan kekuatan, namun bukan kemuliaan" "Manusia tidak segan2 (lebih) membela orang yang mereka takuti dibanding yang mereka cintai. Karena cinta diikat oleh rantai kewajiban.. pada saat manusia telah mendapatkan apa yang diinginkannya, rantai tersebut akan putus. (sebaliknya) rasa takut tidak akan pernah gagal..." "orang-orang besar tidak mencapai kebesaran mereka karena keuntungan, ...