Langsung ke konten utama

Salah Ane Gan

Minggu lalu ane bikin kesalahan,, kesalahan yang fatal sekali,, sekarang ini ane seperti berada di posisi guru sekolah Thomas alfa edison yang mengirim surat ama ibunya dan bilang kalau si thomas nih udah ga ada harapan. Tapi untungnya saat itu Thomas punya ibu yang luar biasa yang mensupport dirinya di saat "pendidik"nya sendiri sudah menyerah terhadapnya.

"saya tidak melihat keseriusanmu,, lalu untuk alasan apa saya masih percaya dengan track record yang seperti ini?" ane bilang gitu coobaaa... salah banget kan tuh kalimatnya? apalagi recipient pesannya adalah cewe -_-

kayaknya ane selalu punya masalah kalau udah berurusan sama yang namanya perasaan,, sohib waktu SMA pernah marah ama ane gara-gara celetukan ane yang ternyata bikin doi sakit hati.. waktu jamannya kuliah juga gitu,, ane lagi suntuk lagi pengen migrasi menghilang dari hiruk pikuk kota bandung menuju ujung genteng terus ninggalin temen ane di bandung.. udahnya jangan ditanya,, temen ane pundung sepundung pundungnya -_-

kalau udah kek gini ane selalu jadi inget perkataan tong ming seng dalam serial geng kembang, "kalau maaf itu berguna buat apa ada polisi?" -_-
waktu ga bisa diulang, luka yang sudah terjadi ga bisa ane ilangin bekasnya,, sekalipun sudah minta maaf, salah ya tetep aja salah.

ane merasa tertegur karena teringat ayat ini
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan debatlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Maha tahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl: 125).

Allah perintahkan kita untuk menyeru manusia ke jalan Rabb manusia dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan kalaupun mendebat dilakukan dengan cara yang baik pula. Ketika kita mengundang seseorang, tentu kita tidak mengundang mereka dengan emosi kan? ketika kita mengundang seseorang, harapannya adalah agar yang diundang berkenan hadir dalam acara kita, bukan begitu? oleh karena itu, kita akan mempersiapkan perangai terbaik ketika kita hendak mengundang seseorang.

Hal lain yang menarik dari ayat ini adalah ketika yang diperintahkan adalah mengundang manusia ke "jalan" Rabb nya. Kalimat yang Allah pilih bukanlah "ud'u ila Rabbika", tapi "ud'u ila sabiili rabbika",, Allah tidak meminta kita untuk sampai pada titik tertentu, yang Allah minta adalah kita manusia menempuh jalan menuju Allah,, karena begitu kita menempuh jalan ketaatan, Allah akan mudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan yang lain, dan sebaliknya, begitu seseorang memilih jalan yang buruk, maka setelahnya keburukan yang lain akan juga terbuka.

“Adapun orang yang memberikan hartanya (di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. al-Lail: 5-7).

“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sulit.” (QS. al-Lail: 8-10).

Dalam menempuh perjalanan ini ada orang-orang yang berlari dengan cepat, ada yang berjalan, ada yang tertatih,, dan Allah pun menutup ayat di atas dengan kalimat Allah lah yang lebih mengetahui, kita manusia tidak bisa menjudge seseorang dengan kalimat, "saya sudah mendakwahinya tapi dia tidak juga berubah" karena pada akhirnya yang maha mengetahui siapa yang tersesat dan siapa yang mendapatkan petunjuk hanyalah Allah swt.

Ane cuma berharap, Allah swt mengampuni ane,, ane yang salah :'(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Ganti dalam Bahasa Arab [Kata Ganti untuk Allah]

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Kalau dalam Bahasa Indonesia kita mengenal kata ganti yang bebas dari orientasi gender, seperti saya, kamu, dia, mereka, dst. Dalam Bahasa Inggris kita belajar kata ganti he untuk laki-laki, she untuk perempuan, dan it yang netral gender. Nah, dalam Bahasa Arab ada dua gender, yaitu mudzakkar (yang menunjukkan laki-laki) dan muannats (yang menunjukkan perempuan). Kalau dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris dikenal kata ganti tunggal dan jamak, dalam Bahasa Arab dikenal kata ganti tunggal (mufrod), ganda (mutsanna), dan jamak. Jadi, jika dikumpulkan ada 12 kata ganti dalam Bahasa arab, yaitu: 1. هُوَ (Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan), tunggal (mufrad), mudzakkar. 2. هُمَا (Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga, ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats. 3. هُمْ (Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga, jamak, mudzakkar. 4. هِيَ (Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats. 5. هُ...

Kata Benda dan Kata Kerja dalam Bahasa Arab

Dalam Bahasa Arab seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam bentuk kata kerja/verb (fi'il/فعل) atau kata benda/noun (isim/اسم). Dalam bahasa arab, dikenal 2 bentuk tenses: 1. fi'il madhi, kata kerja dalam bentuk lampau, past tenses, Yang menggambarkan sesuatu yang sudah terjadi, dan 2. Fi'il mudhori, Present-future tense, menggambarkan sesuatu yang belum selesai, menggambarkan kondisi sekarang dan yang akan datang. Sebagai contoh, ketika dikatakan اضرب (adribu) berarti I am hitting, ini adalah contoh fi'il mudhari يضرب + kata ganti untuk انا (saya) yang bermakna saya sekarang sedang memukul dan masih memukul (bentuk present-future tense). Ketika sudah selesai maka berubah menjadi ضربت (dhorobtu) yg merupakan bentuk fi'il madhi ضرب + kata ganti انا yg artinya saya memukul dan kejadiannya sudah berlalu (bentuk past tense). Seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam kata kerja atau kata benda. Bentuk Kata benda (ism faa'il) mengindikasikan bahwa subje...

Teori Machiavelli

"Harus diingat bahwa manusia harus dicintai atau dihancurkan; mereka akan menuntut balas akan luka ringan mereka, namun mereka tidak akan dapat melakukan hal serupa apabila mereka terluka parah. Oleh karena itu, luka yang kita sebabkan haruslah sebesar-besarnya sehingga kita tidak harus takut akan balasan mereka." " Membunuh sahabat seperjuangan, mengkhianati teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama; kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral, namun metode-metode ini dapat memberikan kekuatan, namun bukan kemuliaan" "Manusia tidak segan2 (lebih) membela orang yang mereka takuti dibanding yang mereka cintai. Karena cinta diikat oleh rantai kewajiban.. pada saat manusia telah mendapatkan apa yang diinginkannya, rantai tersebut akan putus. (sebaliknya) rasa takut tidak akan pernah gagal..." "orang-orang besar tidak mencapai kebesaran mereka karena keuntungan, ...