Coba perhatikan ayat quran terkait "mengunci hati" "mengunci mata"
"pendengaran" atau yg semisalny.. pasti ada penjelasan tambahan kenapa
kalimat itu sampai keluar..
Entah karena diberi peringatan tdk mendengar,,
Menunjukkan amalan orang beriman pdhl dia tidak beriman,,
Punya akal tapi tidak digunakan utk memahami ayat2 Allah,, dan semisalny,,
Kata "mengunci" itu tidak turun tanpa alasan.. ada amalan yg dilakukan oleh manusia yg membuat dirinya jauh dari Allah,,
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar" [QS. 2: 6-9]
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. [QS. 7:179]
Coba kita evaluasi,, amalan-amalan yang lalu,,
Tetap sholat, tapi apakah sholatnya khusyuk?
Masih tilawah,, tapi apa sampai memahami maknanya dan terinternalisasi dalam perbuatan?
Apakah sedekah, shaum, dirasah, amalan yaumiyah, dakwah sudah ditunaikan?
Apakah sudah meluruskan niat lillah, hanya untuk Allah saja?
Atau kita hanya fokus pada capaian2 duniawi tapi mengklaim kalau kita sudah melakukannya untuk Allah hanya utk menghibur diri? merasa aman ketika sudah mengerjakan satu kewajiban tapi lalai dg kewajiban lainnya? Dan kemudian kita menyalahkan Allah karena sudah mengunci hati kita sehingga kita enggan untuk menjadi hambaNya yang taat?
Entah karena diberi peringatan tdk mendengar,,
Menunjukkan amalan orang beriman pdhl dia tidak beriman,,
Punya akal tapi tidak digunakan utk memahami ayat2 Allah,, dan semisalny,,
Kata "mengunci" itu tidak turun tanpa alasan.. ada amalan yg dilakukan oleh manusia yg membuat dirinya jauh dari Allah,,
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar" [QS. 2: 6-9]
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. [QS. 7:179]
Coba kita evaluasi,, amalan-amalan yang lalu,,
Tetap sholat, tapi apakah sholatnya khusyuk?
Masih tilawah,, tapi apa sampai memahami maknanya dan terinternalisasi dalam perbuatan?
Apakah sedekah, shaum, dirasah, amalan yaumiyah, dakwah sudah ditunaikan?
Apakah sudah meluruskan niat lillah, hanya untuk Allah saja?
Atau kita hanya fokus pada capaian2 duniawi tapi mengklaim kalau kita sudah melakukannya untuk Allah hanya utk menghibur diri? merasa aman ketika sudah mengerjakan satu kewajiban tapi lalai dg kewajiban lainnya? Dan kemudian kita menyalahkan Allah karena sudah mengunci hati kita sehingga kita enggan untuk menjadi hambaNya yang taat?
Komentar
Posting Komentar