Kalau ada kawan yang bilang dia sedang bahagia, saya malah jadi mikir, “apa itu bahagia?”
Kalau versi saya simple, kamu bahagia kalau kamu dapet apa yang kamu mau. Pingin coklat, udah dapet terus heppi. Pingin maen, tancap gas ke tempat wisata hits kekinian, terus heppi. Pingin cantik, berangkat ke salaon, beli baju cantik, dan viola terus heppi. Pingin jodoh, tembak si doi terus akad #eh 😂
Tapi pertanyaannya adalah kalau udah dapet apa yang dimau terus apa? 😶
Entah ini teori darimana (kalau ga salah inget sih ajaran Budha, mungkin saya salah) kenapa kamu menderita itu karena kamu punya keinginan, jika kamu melepaskan semua keinginanmu kamu tidak punya alasan untuk menderita. Logis kan? Gimana mau sedih coba kalau sedari awal ga punya keinginan?
Saya mau bikin cocoklogi 😛 Dalam teori law of diminishing marginal utility disitu dibahas kalau kita mengkonsumsi suatu barang yang sama maka utilitasnya akan terus menurun. Mungkin mirip sama kebahagiaan, apa yang hari ini bikin kita bahagia belum tentu besok efeknya masih sama. Hari ini sudah berdamai dengan diri, belum tentu besok masih tetep heppi. Jadi, what is happiness anyway?
Kita balik ke petunjuk hidup manusia aja lah (AlQuran), terdapat beberapa kata yang berarti bahagia dalam bahasa Arab, saya ambil satu kata aja فَرِحَ , coba kita kutip beberapa ayat yang mengandung kata tersebut ya…
فَرِحَ ٱلْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَـٰفَ رَسُولِ ٱللَّهِ وَكَرِهُوٓا۟ أَن يُجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَالُوا۟ لَا تَنفِرُوا۟ فِى ٱلْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّۭا ۚ لَّوْ كَانُوا۟ يَفْقَهُونَ
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui. [Surat At-Taubah (9) ayat 81]
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَـٰهُم بَغْتَةًۭ فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Surat Al-An'am (6) ayat 44]
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ إِلَّا مَتَـٰعٌۭ
Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). [Surat Ar-Ra'd (13) ayat 26]
Bahagia itu simple, even kamu tidak taat sama perintah Allah dan RasulNya kamu juga bisa bahagia. Tapi kamu juga perlu sadar dengan konsekuensinya yang harus kamu bayar dengan harga yang SANGAT SUPER DUPER OVERLY VERY EXPENSIVE something that you’ll regret for all of your life.
So, ga salah to be happy, tapi karena apa kita bahagia? Kalau kita belajar dari kehidupan para nabi, coba deh perhatiin, kebahagiaan macam apa coba yang diperoleh sama nabi ibrahim alaihi salam saat dimasukkan ke dalam api oleh raja namrud? Kebahagiaan macam apa yang didapat oleh beliau saat diperintahkan mengorbankan anak yang sangat diharapkan kehadirannya? Kebahagiaan macam apa pula yang diperoleh oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam ketika berangkat ke Thaif lalu beliau pulang dengan luka di sekujur tubuh beliau? Kebahagiaan macam apa yang dirasakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam ketika karena dakwah beliau. kabilahnya harus mengalami embargo dan menjadi momen yang bersamaan dengan wafatnya paman dan istri yang sangat beliau cintai?
Merugilah kita kalau gelap mata dengan dunia yang kita tinggali sekarang. Meninggalkan perintah Allah dengan alasan "I just want to be happy". Di surat Al-Hadid ayat 20, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Lima hal yang Allah sebutkan dalam ayat ini: (1) la’ibun, permainan, (2) lahwun, hal yang melalaikan, (3) ziinatun, menunjukkan keindahan, (4) tafakhurun bainakum, saling berbangga di antara kalian (mencari prestige), (5) watakaatsurun fil amwali wal auladi, memperbanyak harta dan anak. Allah telah memperingatkan kita tentang apa yang menjadi obsesi kebanyakan manusia dan bahwasanya semua itu jika dikerjakan bukan karena Allah hanya akan menjadi sia-sia belaka, seperti tanaman yang membuat kagum petani kemudian hancur.
Jadi, bahagia itu sederhana. Dan yang membuat manusia istimewa itu bukanlah mengejar tujuan hidup untuk jadi bahagia. Tapi, kembali pada hakikat penciptaannya bahwasanya kita ini hanyalah abdullah, budaknya Allah dan sebagai budak kita sadar diri kalau kita tidak pernah punya kemerdekaan secara mutlak. Dan dalam proses menjalani peran sebagai hamba Allah akan ada suatu masa dimana menjalankan ketaatan itu bikin kita sedih, menderita, kehilangan, bahkan dalam alQuran digambarkan sebagian orang beriman bertanya kepada nabi, “kapan pertolongan Allah datang?” Tapi percaya deh, kalau kita bersabar semoga kelak Allah akan memasukkan kita ke dalam kelompok yang Allah kabarkan dalam alQuran
وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًۭا
dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. [Surat Al-Insyiqaq (84) ayat 9]
Nah itu baru bahagia beneran 😇 (Kapan-kapan seru juga kayaknya bikin tulisan tentang depresi 😛)
![]() |
kayaknya ini gambar diambil dari film 5cm ga nyambung emang ama konten blog nya 😜 |
Komentar
Posting Komentar