Langsung ke konten utama

Side Story Surat Al-Buruuj

Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan terkait ayat yang mengabarkan orang-orang yang menyiksa orang beriman dengan membakar mereka di dalam parit

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Suhaib, bahwa Rasulullah Saw. pernah menceritakan kisah berikut. Dahulu kala di kalangan orang-orang sebelum kamu terdapat seorang raja yang mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah lanjut usia, ia berkata kepada rajanya, "Sesungguhnya usiaku telah lanjut dan tidak berapa lama lagi ajalku akan tiba, maka berikanlah kepadaku seorang pemuda yang akan kuajari ilmu sihir."

Maka raja menyerahkan kepada tukang sihir itu seorang pemuda untuk diajarinya ilmu sihir. Dan tersebutlah di antara rumah penyihir dan raja terdapat seorang rahib; maka bila si pemuda akan pergi ke rumah penyihir, terlebih dahulu ia mampir ke rumah si rahib dan mendengarkan perkataannya yang memikat hati si pemuda itu. Tersebutlah pula bahwa apabila si pemuda itu datang ke tempat penyihir, maka penyihir memukulnya seraya berkata.”'Apakah yang membuatmu datang terlambat?" Dan apabila pemuda itu pulang ke rumah keluarganya, maka mereka memukulnya pula seraya bertanya.”Mengapa kamu pulang terlambat?"

Kemudian si pemuda mengadukan hal tersebut kepada si rahib. Maka rahib memberinya petunjuk, "Apabila tukang sihir itu hendak memukulmu, katakanlah kepadanya bahwa keluargamu yang membuatmu datang terlambat. Dan apabila keluargamu hendak memukulmu. maka katakanlah kepada mereka bahwa si tukang sihirlah yang membuatmu pulang terlambat."

Pada suatu hari si pemuda itu mendatangi seekor hewan yang besar lagi mengerikan, hewan itu menghalang-halangi jalan yang dilalui oleh manusia sehingga mereka tidak dapat melewatinya. Maka si pemuda itu berkata, "Pada hari ini aku akan mengetahui apakah perintah rahib yang lebih disukai oleh Allah ataukah perintah si tukang sihir."

Si pemuda memungut sebuah batu dan berdoa, "Ya Allah, jika perintah rahib lebih disukai oleh Engkau dan lebih Engkau ridai daripada perintah si tukang sihir, maka bunuhlah hewan yang mengerikan ini agar manusia dapat melalui jalannya," lalu ia melemparkan batu itu ke arah hewan tersebut dan mengenainya sampai mati, maka orang-orang pun dapat melewati jalannya seperti biasa.

Pemuda itu menceritakan hal tersebut kepada si rahib, maka si rahib berkata, "Hai anakku, engkau lebih utama daripada aku, dan sesungguhnya engkau akan mendapat cobaan, maka jika engkau mendapat cobaan, janganlah engkau menunjukkan tempatku berada."

Tersebutlah bahwa pemuda itu dapat menyembuhkan penyakit buta, penyakit supak, dan penyakit-penyakit lainnya yang sulit disembuhkan. Dan tersebutlah bahwa si raja mempunyai teman sekedudukan yang terkena penyakit kebutaan.

Ketika teman raja itu mendengar perihal si pemuda yang dapat menyembuhkan segala penyakit. maka ia datang kepadanya dengan membawa banyak hadiah seraya berkata, "Sembuhkanlah aku dari penyakitku ini. maka aku akan memberimu segala sesuatu yang ada di sini." Si pemuda menjawab, "Aku bukanlah orang yang dapat menyembuhkan melainkan yang menyembuhkan hanyalah Allah Swt. Maka jika engkau mau beriman kepada-Nya. aku akan mendoakanmu kepada-Nya, dan Dia akan menyembuhkanmu."

Teman raja itu mau beriman, maka si pemuda berdoa kepada Allah, kemudian dengan serta merta teman raja itu sembuh saat itu juga. Lalu teman raja itu datang lagi kepada raja dan duduk bersamanya sebagaimana biasanya. Si raja merasa kaget dan bertanya, "Hai Fulan, siapakah yang mengembalikan pandangan matamu menjadi seperti sedia kala?" Teman raja menjawab, "Tuhanku." Si raja bertanya, "Apakah itu aku?" Teman raja menjawab, "Bukan, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Raja bertanya, "Apakah engkau mempunyai tuhan lain selain aku?" Teman raja menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Maka raja terus-menerus menyiksa temannya itu, hingga pada akhirnya teman raja itu menunjukkan kepada si pemuda. Maka pemuda itu dipanggil menghadap kepada raja, dan raja berkata kepadanya, "Hai anakku, telah sampai kepadaku bahwa ilmu sihirmu mencapai tingkatan dapat menyembuhkan sakit buta, sakit supak, dan segala macam penyakit." Si pemuda menjawab, "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun, sesungguhnya yang menyembuhkan hanyalah Allah Swt." Si raja bertanya, "Dia adalah aku bukan?" Si pemuda menjawab, "Bukan." Raja bertanya, "Apakah engkau mempunyai tuhan selain aku?" Pemuda menjawab, "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Maka si raja itu pun menyiksa si pemuda dan terus-menerus menginterogasinya hingga pada akhirnya terpaksa si pemuda menunjukkan kepada si rahib, maka si rahib ditangkap dan dihadapkan kepada raja. Raja berkata kepadanya, "Tinggalkanlah agamamu itu." Si rahib menolak', maka raja meletakkan gergaji di tengah kepalanya dan membelah tubuhnya hingga terbelah.

Kemudian si raja berkata kepada temannya yang tadinya buta itu, "Tinggalkanlah agamamu!" Ia menolak, maka diletakkan pula gergaji di atas kepalanya, lalu tubuhnya dibelah menjadi dua dan jatuh ke tanah. Raja berkata kepada si pemuda, "Tinggalkanlah agamamu itu." Si pemuda menolak, maka raja menyuruh sejumlah orang untuk membawanya ke atas sebuah gunung, dan berpesan kepada mereka, "Apabila kamu telah mencapai puncaknya, ancamlah dia. Maka jika dia mau meninggalkan agamanya, biarkanlah. Tetapi jika menolak. lemparkanlah ia dari puncaknya."

Maka mereka membawa si pemuda itu. Dan ketika mereka telah sampai di puncak gunung tersebut bersama si pemuda itu, maka si pemuda berdoa, "Ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka dengan cara yang Engkau kehendaki." Maka dengan tiba-tiba bumi mengalami gempa sangat kuat mengguncangkan mereka, sehingga mereka semuanya terjatuh dari puncak gunung itu.

Kemudian si pemuda itu datang kembali kepada raja. Setelah mendapat izin masuk, lalu pemuda itu menemui raja, dan raja bertanya kepadanya, "Apakah yang telah dilakukan oleh orang-orang yang membawamu?" Si pemuda menjawab, "Allah Swt. telah menyelamatkan aku dari mereka." Lalu raja mengirim sejumlah orang untuk membawa pemuda itu ke laut, seraya berpesan kepada mereka, "Jika kalian telah sampai di tengah laut, dan ternyata dia mau meninggalkan agamanya, maka biarkanlah dia. Tetapi jika ia tetap membangkang, maka lemparkanlah dia ke laut." Lalu mereka menempuh jalan laut dengan membawa si pemuda itu. Ketika sampai di tengah laut, si pemuda berdoa, "Ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka dengan cara yang Engkau sukai." Maka mereka semua tenggelam ke dalam laut itu.

Pemuda itu kembali datang dan menghadap kepada'raja, dan raja bertanya, "Apakah yang telah dilakukan oleh orang-orang yang membawamu?" Pemuda itu menjawab, "Allah Swt. telah menyelamatkan diriku dari mereka.

Kemudian si pemuda itu berkata lagi kepada si raja, "Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sebelum melakukan apa yang akan kuperintahkan kepadamu. Jika engkau lakukan apa yang kuperintahkan kepadamu, niscaya engkau dapat membunuhku; dan jika tidak, maka selamanya engkau tidak akan dapat membunuhku."

Raja bertanya, "Bagaimanakah caranya?" Pemuda itu menjawab, "Engkau kumpulkan semua manusia di suatu lapangan, kemudian engkau salib aku di atas balok kayu dan engkau ambil sepucuk anak panah dari wadah anak panahku, kemudian ucapkanlah, "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan si pemuda ini." Maka sesungguhnya jika engkau lakukan hal itu, barulah engkau dapat membunuhku.

Raja melakukan apa yang disarankan oleh si pemuda itu dan memasang anak panah pemuda itu di busurnya, kemudian ia bidikkan ke arah pemuda tersebut dengan mengucapkan, "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan si pemuda ini." Maka panah melesat dan mengenai pelipisnya, lalu si pemuda memegang pelipisnya yang terkena panah itu dan meninggal dunia saat itu juga.

Maka semua orang yang hadir berkata, "Kami beriman kepada Allah, Tuhan si pemuda ini." Dan dikatakan kepada raja.”Sekarang engkau baru menyaksikan apa yang engkau sangat mengkhawatirkannya.

Sesungguhnya, demi Allah, kamu telah dikalahkan karena semua orang telah beriman." Raja sangat berang, lalu ia memerintahkan agar di tengah jalan dibuat galian parit yang cukup dalam dan dinyalakanlah api di dalam parit itu. Lalu raja berkata, "Barang siapa yang mau meninggalkan agamanya, biarkanlah dia. Dan jika tidak ada, maka masukkanlah mereka semuanya ke dalam parit itu."

Tersebutlah bahwa mereka berlari-lari menuju ke parit itu dan saling berdesakan untuk paling dahulu masuk ke dalamnya. Dan datanglah seorang ibu yang membawa anak laki-laki yang masih disusuinya, maka seakan-akan si ibu enggan untuk menjatuhkan dirinya ke dalam parit yang penuh dengan api itu. Maka bayi yang digendongnya itu berkata.”Hai Ibu, bersabarlah karena sesungguhnya engkau berada di jalan yang benar."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Ganti dalam Bahasa Arab [Kata Ganti untuk Allah]

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Kalau dalam Bahasa Indonesia kita mengenal kata ganti yang bebas dari orientasi gender, seperti saya, kamu, dia, mereka, dst. Dalam Bahasa Inggris kita belajar kata ganti he untuk laki-laki, she untuk perempuan, dan it yang netral gender. Nah, dalam Bahasa Arab ada dua gender, yaitu mudzakkar (yang menunjukkan laki-laki) dan muannats (yang menunjukkan perempuan). Kalau dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris dikenal kata ganti tunggal dan jamak, dalam Bahasa Arab dikenal kata ganti tunggal (mufrod), ganda (mutsanna), dan jamak. Jadi, jika dikumpulkan ada 12 kata ganti dalam Bahasa arab, yaitu: 1. هُوَ (Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan), tunggal (mufrad), mudzakkar. 2. هُمَا (Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga, ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats. 3. هُمْ (Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga, jamak, mudzakkar. 4. هِيَ (Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats. 5. هُ...

Kata Benda dan Kata Kerja dalam Bahasa Arab

Dalam Bahasa Arab seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam bentuk kata kerja/verb (fi'il/فعل) atau kata benda/noun (isim/اسم). Dalam bahasa arab, dikenal 2 bentuk tenses: 1. fi'il madhi, kata kerja dalam bentuk lampau, past tenses, Yang menggambarkan sesuatu yang sudah terjadi, dan 2. Fi'il mudhori, Present-future tense, menggambarkan sesuatu yang belum selesai, menggambarkan kondisi sekarang dan yang akan datang. Sebagai contoh, ketika dikatakan اضرب (adribu) berarti I am hitting, ini adalah contoh fi'il mudhari يضرب + kata ganti untuk انا (saya) yang bermakna saya sekarang sedang memukul dan masih memukul (bentuk present-future tense). Ketika sudah selesai maka berubah menjadi ضربت (dhorobtu) yg merupakan bentuk fi'il madhi ضرب + kata ganti انا yg artinya saya memukul dan kejadiannya sudah berlalu (bentuk past tense). Seseorang/sesuatu dapat dideskripsikan dalam kata kerja atau kata benda. Bentuk Kata benda (ism faa'il) mengindikasikan bahwa subje...

Teori Machiavelli

"Harus diingat bahwa manusia harus dicintai atau dihancurkan; mereka akan menuntut balas akan luka ringan mereka, namun mereka tidak akan dapat melakukan hal serupa apabila mereka terluka parah. Oleh karena itu, luka yang kita sebabkan haruslah sebesar-besarnya sehingga kita tidak harus takut akan balasan mereka." " Membunuh sahabat seperjuangan, mengkhianati teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama; kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral, namun metode-metode ini dapat memberikan kekuatan, namun bukan kemuliaan" "Manusia tidak segan2 (lebih) membela orang yang mereka takuti dibanding yang mereka cintai. Karena cinta diikat oleh rantai kewajiban.. pada saat manusia telah mendapatkan apa yang diinginkannya, rantai tersebut akan putus. (sebaliknya) rasa takut tidak akan pernah gagal..." "orang-orang besar tidak mencapai kebesaran mereka karena keuntungan, ...